Laman

Jumat, 21 Desember 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN UNTUK TEAM ELEKTRIKAL PADA PEKERJAAN MANAJEMEN KONTRUKSI




I.                   TUGAS-TUGAS TEAM ELEKTRIKAL

Membantu Manajer Konstruksi di bidang elektrikal dalam menjalankan tugas-tugasnya mengendalikan peleksanaan, pembiayaan dan penjadwalan pada :
#          Tahap Perencanaan.
#         Tahap pelaksanaan tender, evaluasi, klarifikasi dan penentuan pemenang.
#         Tahap pelaksanaan konstruksi.
#         Tahap serah terima hasil konstruksi.
Selanjutnya, tugas-tugas team elektrikal akan dirinci sesuai dengan tahapan tersebut di atas.
   
1.1. TAHAPAN PERENCANAAN
1.1.1 Umum
Lazimnya di dalam tahap perencanaan terdiri dari beberapa tahap lagi seperti yang didefinisikan di bawah ini :
A.    Tahap Preliminary atau basic design

Perencana mengusulkan sistem-sistem arus kuat dan arus lemah nya secara garis besarnya saja, yang harus mengacu pada Term Of References ( TOR ), permintaan-permintaan owner/pemberi tugas, peraturan-peraturan yang berlaku dan lain-lain.
Pada tahap ini, kapasitas sistem ditentukan berdasarkan asumsi-asumsi maupun kebutuhan nyata.
Asumsi- asumsi tersebut misalnya dengan menghitung luasan gambar-gambar sistem tersebut disertai dengan penjelasan singkat dari sistem yang akan direncanakannya.

Tugas Team Elektrikal

a.       Mempelajari dasar perencanaan.
b.      Mencocokan dengan filosofi bangunan dan lingkungan.
c.       Mencocokan dengan permintaan-permintaan khusus dari pemberi tugas.
d.   Mencocokan dengan peraturan-peraturan yang berlaku: PUIL, SPLN, JIS, IEC, DKI, NFPA dan sebagainya.
e.       Memperkirakan kebutuhan ruang-ruang untuk utilitas elektrikal:
-Ruang PLN
-Ruang Trafo dan TM
-Ruang shaft untuk riser utilitas TR
-Ruang Panel Utama TR
-Ruang Panel-panel daya dan penerangan
-Ruang Genset termasuk ruang BBM, ruang kontrol dll.
f.       Mencatat setiap keputusan, perubahan dll dalam bentuk Berita Acara Rapat.
g.      Mengajukan persetujuan untuk mengkukuhkan konsep awal sistem-sistem kepada Pemberi Tugas.
h.      Mengendalikan jadwal basic design.


B.     Tahap Pengembangan Rancangan atau Development Design

Setelah konsep awal sistem-sistem elektrikal dikukuhkan, maka Perencana melanjutkan tugasnya dalam tahap pengembangan rancangan.
Pada tahap ini telah terlihat penempatan peralatan, ruang-ruang elektrikal, shaft-shaft dalam gambar-gambar tapak atau lay out dengan skala 1:200.

Tugas Team Elektrikal

a.       Mempelajari sistem yang dirancang.
b.      Mempelajari kriteria-kriteria dan perhitungan-perhitungan perancangan seperti:
 * Tingkat Arus Hubung Singkat di setiap Panel ( Short Circuit Level ).
 * Tegangan Jatuh ( Voltage Drop ) disetiap tahap penyaluran.
 * Kegagalan arus petir.
 c.       Mempelajari dimensi peralatan dan ruang-ruang yang diperlukan.
 d.       Mempelajari/Koordinasi dengan disiplin pekerjaan yang lain.
 e.        Mencocokan sistem yang dirancang dengan peraturan-peraturan.
 f.         Mengendalikan jadwal pengembangan rancangan.


1.2. TAHAP  TENDER
1.2.1 Pelaksanan Tender
Pada tahap ini kapasitas sistem elektrikal telah kukuh, 
walaupun kemungkinan masih ada perubahan dikemudian hari.
Kebutuhan dan lokasi ruang dan shaft telah pasti.
Cara-cara penyaluran dan jalur-jalur lintasannya telah pasti.
Gambar-gambar rinci cara pemasangan telah lengkap.
Bill of Quantity dan Spesifikasi Teknis sistem yang dirancang telah lengkap.
              
                Tugas Team Elektrikal

a.       Memriksa kelengkapan gambar-gambar elektrikal.
b.      Memeriksa kelengkapan spesifikasi teknis.
c.       Memeriksa Bill of Quantity.
d.      Menyiapkan format evaluasi.
e.       Mendampingi Manajer Konstruksi dan Owner dalam pelelangan jika diminta.
f.       Membantu panitya lelang dalam membuat Absensi dan 
Berita Acara Rapat Pelelangan.
g.      Mengendalikan jadwal tender.

1.2.2  Evaluasi Tender

Tugas team elektrikal dalam tahap ini adalah mengevaluasi kelengkapan administratif penawaran, sedangkan evaluasi teknis dan biaya masing-masing dilakukan oleh Perencana dan Quantity Surveyor ( QS ).
Mencatat kelainan-kelaianan atau keadaan khusus pada penawaran, baik teknis maupun biaya untuk disampaikan pada Rapat Klarifikasi.

1.2.3  Klarifikasi Tender

Pada tahap ini penawaran Kontraktor akan dibandingkan dengan spesifikasi teknis Perencana dan biaya dari QS.
Jika terjadi ketidaksamaan dengan spesifikasi teknis dan biaya, kontraktor harus merubahnya agar sesuai.
Tugas team elektrikal pada tahap ini adalah membuat format klarifikasi dan mengisikan isi penawaran tersebut ke dalam format klarifikasi, sehingga lebih mudah membandingkannya dengan spesifikasi teknis.

1.2.4 Penentuan Pemenang

Tugas MK pada tahap ini menyusun nominasi pemenang yang didasarkan pada hasil penilaian klarifikasi tender kemudian dikirimkan kepada Owner untuk diputuskan.
  

1.3  TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1.3.1 Umum

Setelah pemenang tender diumumkan, pelaksanaan konstrusi dapat segera dimulai.
Pelaksanaan konstruksi ini dibagi menjadi beberapa tahap, seperti tersebut di bawah ini :
a.       Kick off Meeting
b.      Pengajuan dan pemeriksaan shop drawing.
c.       Pengajuan Material Sample Sheet.
d.      Pengujian Pabrik.
e.       Pelaksanaan pemasangan material dan peralatan.
f.       Pengujian secara parsial.
g.      Pengujian sistem menyeluruh.

1.3.1.a     Kick off  Meeting
         Adalah rapat koordinasi yang pertama kali diadakan.
         Topik pembahasan yang utama dalam rapat ini adalah
         ·    Perkenalan personil dan tugasnya. 
         ·   Pemaparan prosedure konstruksi disertai format-format isian. 
         ·   Pemaparan prosedure komunikasi diantara pihak Owner, Manajemen Proyek
            Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana, Quantity Surveyor
            Kontraktor Utama, Sub Kontraktor. 
         ·   Pemaparan kelengkapan dan ketentuan tambahan dalam pelaksanaan konstruksi. 
         ·   Jadwal Konstruksi. 
         ·    Daftar dan jadwal pengiriman shop drawing ( gambar kerja ).

(Kamis 2012-2012, I've te@)  Bersambung)

Rabu, 21 November 2012

SISTEM PENTANAHAN



UMUM
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding  system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya petir. Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit  listrik dengan  bumi.

Tujuan Utama Sistem Pentanahan

Tujuan utama  pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan system pentanahan adalah:
a) Membatasi besarnya tegangan terhadap   bumi  agar berada dalam batasan yang diperbolehkan
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.

 Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
  1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
  2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
  3. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
  4. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
Penggunaan Pentanahan dalam Aplikasi Proteksi:
1. Karena gejala alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus sebelum personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka dapat rusak.
2. Karena potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian tanah, tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay proteksi sistem daya dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah tambahan. Jalan tahanan rendah menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial secepat mungkin. Tanah harus mengalirkan potensial sebelum personil terluka atau sistem telepon rusak.
Bagian-bagian yang Ditanahkan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:

a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.

b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.

c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.

d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.


Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.

Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk

melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.




Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.


Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:
1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). terdiri dari beberapa batang         tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.


Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.



Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.

Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu; 

 (1) Konduktor tanah, 
(2) Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan 
(3) Elektroda tanah.


Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).


Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa pengaruh batang pentanahan akan semakin dalam letaknya di dalam tanah dan pengaruh terkecil pada kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan. Lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti yang dijelaskan pada bagian di bawah ini.

Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar, seperti telah dijelaskan pada artikel di sini.c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untukmelakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod). 2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel. 3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu; (1) Konduktor tanah, (2) Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan (3) Elektroda tanah. Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa makin dalam letaknya di dalam tanah sampai kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan, dan lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti ditunjukan oleh tabel tahanan jenis tanah dibawah ini. Tabel 1. Tahanan jenis berbagai macam tanah dan tahanan pentanahannya.Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang. Dari tabel terlihat bahwa untuk memperoleh tahanan pentanahan 6 Ω di humus lembab, maka batang pentanahannya cukup dipancang sedalam 5 meter tetapi bila di pasir kering kedalamannya harus 165 meter.Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar, seperti telah dijelaskan pada artikel di sini.c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untukmelakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod). 2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel. 3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu; (1) Konduktor tanah, (2) Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan (3) Elektroda tanah. Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa makin dalam letaknya di dalam tanah sampai kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan, dan lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti ditunjukan oleh tabel tahanan jenis tanah dibawah ini. Tabel 1. Tahanan jenis berbagai macam tanah dan tahanan pentanahannya.Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang. Dari tabel terlihat bahwa untuk memperoleh tahanan pentanahan 6 Ω di humus lembab, maka batang pentanahannya cukup dipancang sedalam 5 meter tetapi bila di pasir kering kedalamannya harus 165 meter.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHANAN PENTANAHAN
Untuk memperoleh hasil yang baik, dalam hal ini nilai tahanan yang rendah. Banyak faktor, Suatu elektroda pentanahan tidak bisa ketika ditanamkan ke dalam tanah seketika keduanya alami dan manusia, bisa mempengaruhi hasil. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Resistivitas Bumi: Resistivitas listrik dari  bumi (tahanan bumi untuk mengalirkan arus) menjadi bagian penting. Resistivitas bumi (ohm·meter) merupakan nilai resistansi dari bumi yang menggambarkan nilai konduktivitas listrik  bumi dan  didefinisikan sebagai tahanan, dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu meter kubik dalam volume.
Suatu unit pengukuran alternatif, ohm·centimeter, didefinisikan sebagai tahanan dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari satu centimeter kubik dari bumi. Untuk mengkonversi ohm·meters ke ohm·centimeters, kalikan dengan dengan 100.
 Resistifitas bumi bervariasi. Di Amerika Serikat resistivitas bervariasi dari beberapa ohm·meter sepanjang beberapa pantai sampai beribu-ribu ohm·meter dalam daerah berbatu-batu, bergunung-gunung.
Resistivitas bumi dapat berubah-ubah dalam jarak sangat kecil dalam kaitan dengan kondisi-kondisi lokal tanah. Tabel-tabel berikut menunjukkan resistivitas bumi untuk berbagai jenis tanah. Tabel ini  bermanfaat di dalam pemilihan penempatan di mana suatu pentanahan akan ditempatkan.
Tabel 1. Tahanan jenis berbagai macam tanah dan tahanan pentanahannya.


Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kedalaman dan apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai ukuran panjang. Dari tabel terlihat bahwa untuk memperoleh tahanan pentanahan 6 Ω di humus lembab, maka batang pentanahannya cukup dipancang sedalam 5 meter tetapi bila di pasir kering kedalamannya harus 165 meter.
TABEL 2: VARIASI NILAI RESISTIVITAS BERBAGAI TANAH

JENIS SOIL
RESISTIVITAS (Ohm-meter)
Loam
5       -         50
Clay
4       -        100
Sand/Gravel
50       -      1,000
Limestone
5       -     10,000
Sandstone
20       -      2,000
Granite
1,000       -      2,000
Slates
600       -      5,000

Tabel 3 adalah Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 3.18-1  PUIL2000

Jenis Tanah
Resistivitas (ohm –m)
Tanah Rawa
30
Tanah Liat & Tanah Ladang
100
Pasir Basah
200
Kerikil Basah
500
Pasir & Kerikil Kering
1000
Tanah Berbatu
 30000

2. Kelembaban Tanah: Tanah manapun, dengan  nilai kelembaban nol, bersifat isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama periode dari musim kering ekstrim.
3. Kandungan Mineral Tanah: Air yang tidak mengandung  garam mineral merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.
4. Temperatur: Jika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya meningkat terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air, resistivitas akan meningkat dengan cepat.