UMUM
Sistem
pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah
sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik
sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya petir. Sistem
pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi.
Tujuan Utama Sistem Pentanahan
Tujuan
utama pentanahan adalah menciptakan
jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk
gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus
listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah
penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage.
Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE
Std 142™-2007, tujuan system
pentanahan adalah:
a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi
agar berada dalam batasan yang diperbolehkan
b) Menyediakan
jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang
tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan
mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan
dari konduktor tersebut.
Karakteristik
Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik
sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
- Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada sistem harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
- Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
- Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
- Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
1. Karena gejala
alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus
sebelum personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka
dapat rusak.
2. Karena
potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian
tanah, tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay
proteksi sistem daya dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah
tambahan. Jalan tahanan rendah menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial
secepat mungkin. Tanah harus mengalirkan potensial sebelum personil terluka
atau sistem telepon rusak.
Bagian-bagian yang Ditanahkan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau
sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.
Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.
Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk
melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.
Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:
1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan
oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan
antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi
bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar
alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang
keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat
pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya.
Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya.
Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya
makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang
batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam
arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.
Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.
Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu;
(1) Konduktor tanah,
(2) Penghubung antara konduktor
dengan elektroda tanah, dan
(3) Elektroda tanah. Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).
Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa pengaruh batang pentanahan akan semakin dalam letaknya di dalam tanah dan pengaruh terkecil pada kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan. Lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya, seperti yang dijelaskan pada bagian di bawah ini.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAHANAN PENTANAHAN
Untuk memperoleh hasil yang baik, dalam hal ini
nilai tahanan yang rendah. Banyak faktor, Suatu elektroda pentanahan tidak bisa
ketika ditanamkan ke dalam tanah seketika keduanya alami dan manusia, bisa
mempengaruhi hasil. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Resistivitas Bumi: Resistivitas
listrik dari bumi (tahanan bumi untuk mengalirkan arus) menjadi bagian
penting. Resistivitas bumi (ohm·meter) merupakan nilai resistansi dari bumi
yang menggambarkan nilai konduktivitas listrik
bumi dan didefinisikan sebagai
tahanan, dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari suatu kubus satu
meter kubik dalam volume.
Suatu unit pengukuran alternatif, ohm·centimeter,
didefinisikan sebagai tahanan dalam ohm, antara permukaan yang berlawanan dari
satu centimeter kubik dari bumi. Untuk mengkonversi ohm·meters ke
ohm·centimeters, kalikan dengan dengan 100.
Resistifitas bumi bervariasi. Di Amerika
Serikat resistivitas bervariasi dari beberapa ohm·meter sepanjang beberapa
pantai sampai beribu-ribu ohm·meter dalam daerah berbatu-batu,
bergunung-gunung.
Resistivitas bumi dapat berubah-ubah dalam jarak
sangat kecil dalam kaitan dengan kondisi-kondisi lokal tanah. Tabel-tabel
berikut menunjukkan resistivitas bumi untuk berbagai jenis tanah. Tabel ini bermanfaat di dalam pemilihan penempatan di
mana suatu pentanahan akan ditempatkan.
Tabel 1. Tahanan jenis berbagai macam tanah dan tahanan
pentanahannya.
Tabel 1 menunjukkan tahanan jenis
berbagai macam tanah serta tahanan pentanahan dengan berbagai kedalaman dan
apabila digunakan pita pentanahan (grounding strip) dengan berbagai
ukuran panjang. Dari tabel terlihat bahwa untuk memperoleh tahanan pentanahan 6
Ω di humus lembab, maka batang
pentanahannya cukup dipancang sedalam 5 meter tetapi bila di pasir kering
kedalamannya harus 165 meter.
TABEL
2: VARIASI NILAI RESISTIVITAS BERBAGAI TANAH
JENIS SOIL
|
RESISTIVITAS (Ohm-meter)
|
Loam
|
5
- 50
|
Clay
|
4
- 100
|
Sand/Gravel
|
50
- 1,000
|
Limestone
|
5
- 10,000
|
Sandstone
|
20
- 2,000
|
Granite
|
1,000
- 2,000
|
Slates
|
600
- 5,000
|
Tabel
3 adalah Nilai Resistivitas Tanah menurut pasal 3.18-1 PUIL2000
Jenis Tanah
|
Resistivitas (ohm –m)
|
Tanah Rawa
|
30
|
Tanah Liat & Tanah Ladang
|
100
|
Pasir Basah
|
200
|
Kerikil Basah
|
500
|
Pasir & Kerikil Kering
|
|
Tanah Berbatu
|
30000
|
2. Kelembaban Tanah: Tanah
manapun, dengan nilai kelembaban nol, bersifat
isolasi. Kondisi ini jarang ditemui kecuali di area padang pasir atau selama periode dari musim
kering ekstrim.
3. Kandungan Mineral Tanah: Air yang tidak mengandung garam
mineral merupakan bahan isolasi sama halnya dengan tanah dengan kelembaban nol.
4. Temperatur: Jika temperatur tanah berkurang, maka resistivitasnya
meningkat terutama ketika temperatur tanah turun di bawah titik beku air,
resistivitas akan meningkat dengan cepat.